Cerita Sang Pelita
Menjadi guru merupakan profesi yang mulia. Untuk menjadi seorang guru dibutuhkan kesungguhan, keseriusan dan ketulusan pengabdian dari hati dalam mengajar murid-muridnya. Seorang guru harus amanah dalam mengemban tugas. Seperti namanya “guru” yaitu digugu dan ditiru, yakni seseorang yang dapat memberikan panutan. Contoh atau teladan kepada muridnya dengan bersikap arif dan bijaksana. Sehingga mereka harus membimbing dan menuntun untuk menjadi seseorang pintar dan dewasa dalam berpikir dan bertindak.

Aksara Kebebasan
Pemimpin lahir dari sebuah rasa
Egoisme luntur, nasionalis merangkul
Rekam jejak perih rakyat
Jelas membayangi setiap langkah perjuangan
Untuk Indonesiaku, Indonesiamu
Apa yang tak mungkin?
Negeri kita hanya butuh satu
Gaungkan kemerdekaan!
Abaikan kolonialis
Nelangsa ratusan tahun kita harus berakhir…

Kebijaksanaan Para
Sufi dan Filsuf
Saya menulis buku ini didorong oleh kegelisahan hati membaca realitas manusia di dunia dewasa ini yang tengah kehilangan ruh spiritual. Hingga seakan tak ada hari tanpa leddakan emosi kemarahan, dengki dan permusuhan, arogansi, esgois, perendahan martabat manusia dan sejenisnya. Dunia Islam telah kehilangan para ulama, kaum bijak bestari dan para filsuf yangg membawa lilin guna menerangkan hati dan pikiran manusia. Maulana Jalal al-Din Rumi, sufi besar, menggambarkan dengan indah keadaan tersebut dengan kata-katanya: “Dunia tengah tenggelam dalam lara dan penuh luka dari ubun-ubun hingga telapak kaki. Tak ada harapan untuk sembuh kecuali melalui sentuhan tangan cinta”. Sementara itu Prof. Dr. Sayyed Hossen Nashr menyatakan: “Krisis eksistensial yang terjadi di dunia kontemporer merupakan manifestasi dari krisis spiritual manusia modern. Ketika manusia meninggalkan Tuhan demi mengukuhkan eksistensi dirinya, dia sejatinya telah bergerak ke luar dari pusat eksistensinya sendiri menuju ke arah eksistensi pinggiran”.

Catatan Th. 2022
Catatan Th. 2022 adalah kumpulan kata yang ditulis oleh dua kerabat karib. Mereka mengumpulkan ingatan masing-masing dari mereka di tahun-tahun yang silam. Lalu kemudian, berkumpul dan bersarang di tahun ini – tahun 2022. Luka yang mereka rawat, derita yang dalam hidup mereka terus menghampiri, dan rasa sakit yang menjadi kawan, semua berpadu utuh – menjadi satu kesatuan yang mereka sebut Puisi. Kata demi kata menggambarkan mereka pada tahun-tahun itu. Ada pula ingatan mereka yang tetap dirahasiakan, agar selamanya menjadi rahasia.

Let's dance with your pen!!
Banyak di antara mereka yang merasa bahwa dirinya tidak mampu dalam membuat sebuah tulisan, tapi di era yang serba digital ini kita seolah-olah terhipnotis, bahkan tanpa disadari setiap saat kita selalu menulis, entah di story WA atau pun Facebook. Baru sadar kan…?

Ifull Azka Zulkifli
Lahir di Batang, 19 April 1981, menulis sejak sekolah Aliyah pada MA Manbaul Hikmah, Mahad Shighor Pesantren Gedongan Cirebon, dan Pendidikan Bahasa Inggris STAIN Cirebon (Sekarang IAIN Syaikh Nur Jati), sempat aktif PMII Cab. Cirebon, Ormas Oi, pada Lingkar Studi Sastra Cirebon berguru dan bersama Alm. Ahmad Syubbanuddin Alwy (sejak 2004), Fotografer, Cinematografer, Aktor dan Sutradara Teater, Kelompok Seni Gardu, Praktisi Televisi lokal Cirebon, Pengajar aksara kuna Hanacaraka dan Pegon, di beberapa Pesantren, Kraton Kanoman, dan beberapa lembaga Pendidikan, Tim 3 Pustaka Sejarah & Budaya “Wangsakerta” Kesultanan Kanoman Cirebon, Pengampu Ngaji Sejarah (Jirah) di Latarwingking Cirebon, Pengampu “Santrigrafi”, Pembina Sanggar Lingkungan Hidup, mendirikan Sanggar Sabdapesona serta Pendiri & Pembina Sanggar Mahatari, aktif di Sinau Art Tabalong Cirebon, project Teaching Artists KACES Korea Selatan dengan Sinau Art Indonesia, serta dalam berbagai Festival Seni budaya dan lingkungan hidup, Jagakali Art Festival, Festival Budaya Paniis, Festival Hakikat Ciliwung Bogor, Youth Environnental Festival, dll, menjadi Juri Seni Budaya pada Perpustakaan Tentara Pelajar 400 Kota Cirebon, Untag 45 Cirebon, Juri Art Youth Festival Gereja Pasundan dll. Sejak 2016 di daulat menjadi Ketua LESBUMI (Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia) PCNU Kota Cirebon. Pengampu Halaqah Sastra Alamtaro, Jamiyyah Musiq Lamtoro Gung Lesbumi, berbagai Kajian Sastra, Sejarah, Kebudayaan Serta menjadi Wakil Pengasuh Ponpes Alhidayat Wonosari Bawang Batang Jateng, Wakil Ketua Yayasan Kyai Dzulkifli. Saat ini sedang merintis Institut Sungai Cirebon.